Kamis, 13 Juni 2013

MANUSIA, KERAGAMAN, KESEDERAJATAN DAN KEMARTABATAN



Manusia, Keragaman, Kesederajatan dan Kemartabatan

A.   Makna Keragaman, Kesederajatan dan Kemartabatan
1.      Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam. Dalam kamus besar bahasa indonesia ragam berarti : 1) Tingkah, laku, ulah, 2) Macam, jenis, 3) Lagu, musik langgam, 4) Warna, corak, ragi. Sedangkan keragaman sendiri berarti : 1) Perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam, 2) Keadaan beragam-ragam.
Ragam juga dapat diartikan bersatu hati, rukun sehingga keragaman berarti kerukunan.
2.      Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat berarti : 1) Tingkatan, martabat, pangkat, 2) Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa yang telah lulus ujian. Sederajat berarti sama tingkatannya (pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan.
http://tedi.unda.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/Keragaman-Indonesia-300x300.jpg
B.   UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
1.         Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.



2.         Agama dan keyakinan
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerjare-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
  1. Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuru dan   melarang
  2. Berfungsi penyelamat
  3. Berfungsi sebagai perdamaian
  4. Berfungsi sebagai Social control
  5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
  6. Berfungsi transformative
  7. Berfungsi kreatif
  8. Berfungsi sublimatif
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah : 
·                     Karena agama merupakan sumber moral
·                     Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
·                     Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
·                     Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kalasuka,maupun di kala duka

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.


3.         Ideologi dan politik
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit (definisi ideologi Marxisme). Defiinisi Ideologi menurut Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.

4.         Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Tata karma dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakt dan terdiri dari aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi social yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragm suku bangsa dimana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.


5.         Kesenjangan ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salh satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya kesenjangan ekonomi antara masyarakat level atas dan bawah yang cukup lebar. Hal ini menjadi salah satu sumber konflik dan mudah sekali tersulut di masyarakat. "Ada stagnasi perkembangan ekonomi mikro karena kebijakan yang belum berpihak ke masyarakat bawah. Anggaran negara itu belum sepenuhnya menetes ke masyarakat level bawah seperti nelayan, petani, masyarakat pesisir, dan pedagang kecil.
Wakil Presiden Boediono pun setuju dengan pandangan itu. Boediono, kata di, mengakui kebijakan ekonomi makro Indonesia sudah baik, namun belum menyentuh ke level masyarakatbawah sehingga terjadi kesenjangan yang cukup tinggi. 
Menurut dia, ketimpangan ekonomi yang tinggi itu mendorong masyarakat di level bawah mudah tersinggung, mudah marah, dan mudah diprovokasi. Kondisi ini memicu konflik horizontal sering timbul di masyarakat. 

6.         Kesenjangan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolonga orang berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan social yang tidak saja dapat menyakitkan. Namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarat. Tidak hanya itu, hal tersebut bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau antar suku.

http://tedi.unda.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/bhinneka-tunggal-ika-300x192.jpg


C.   PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN  BERAGAMA, BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL
Pengaruh keragaman diantaranya adalah
a)                  Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang berbeda.
b)                  Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter.
c)                  Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d)                 Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e)                  Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
f)                   Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :
a.       Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya.
b.      Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
c.       Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
a.       Semangat Religius
b.      Semangat Nasionalisme
c.       Semangat Fluralisme
d.      Dialog antar umat beragama
e.       Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.
            D.   PROBLEMATIKA DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang   atau   sekelompok   orang  berdasarkan   ras,   agama, suku,  etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif  atas dasar apapun dan berhak mendapatkan   perlindungan   terhadap   perlakuan   yang   bersifat   diskriminatif   itu   “. Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat” 
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor penyebab antara lain:
1)      Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi.
2)      Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
3)      Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit bisa menjadi penyebab utama peruses itu, yaitu
1)            Kegagalan kepemimpinan
Integrasi bangssa adalah landasan bagi tegaknya sebuah Negara modern. Keutuhan wilayah Negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat warga Negara dalam memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.
2)            Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
Krisis di sector ini selalu merupakan amat signifikan dalam mengawaliirnya krisis lain (politik pemerintahan, hukum, dan sosial).
3)            Krisis politik
Krisis politik merupakan perpecahan elit ditingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi.
4)            Krisis sosial
Krisis social dimulai dari konflik kekerasan diantara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama, ras).
5)            Demoralisasi tentara dan polisi
Demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bayangkari Negara. Demoralisasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.


6)            Interfensi asing
Interfensi internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi Negara-negara pasca disintegrasi.
Terciptanya “ Tunggal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui “ Integrasi Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.
Manusia Beradab dalam keragaman
Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah masyarakat antara lain:
  1. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.
  2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan
  3. Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda.
  4. Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi.

Refrensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar